Kamis, 30 November 2017

Melatih Kemandirian Anak Level Bersama Pasangan ( H1)



Melatih Kemandirian Anak Level  Bersama Pasangan ( H1)


Alhamdulillah memasuki pekan materi ke-2 dalam kelas Bunsay Banten. Topik kali ini mengenai “Melatih Kemandirian Anak”.


Alhamdulillah anak kami memang belum lahir, Alhamdulillah anak kami masih dalam kandungan dengan usia 5 minggu. Mohon doa dari sahabat pembaca blog ini J.

Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Allah menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya mengandung kandungan yang ringan dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Rabb keduanya seraya berkata: ‘Sesungguhnya jika Engkau memberi anak yang sempurna, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur.’ (QS. 7:189)


Saya dan suami semalam berdiskusi mengenai game II ini. Saya bertanya skill apa yang bisa saya latih sebagai bentuk tantangan. Beberapa menit suami terdiam dan berpikir kira-kira skill apa yang bisa saya latih dalam satu bulan ini. Beliau berkata ambil dari keseharian biar lebih mudah, tapi apa yaa.. peran sebagai ibu rumah tangga sudah kamu lakukan. Kamu udah mandiri.. Apa yaa coba ide kamu apa? Tanya balik suami pada saya. Saya juga bingung, saya menyeletuk Gimana kalo tantangan kamu dulu coba naik motor sendiri keluar komplek ... ga usah jauh-jauh ke minimarket beli ice cream.. heeem maklum kondisi lingkungan baru saat itu dan saya belum pernah bawa motor keluar sendiri,, selalu bareng Pak Suami.
Dan beberapa detik kemudian muncul tanggapan suami lagi, kan temanya melatih kemandirian, gimana caranya melatih kemandirian anak yaa coba bikin desainnya.. yaa bismillah jadi langkah awal tantangan kali ini adalah merancang “Grand Desain Melatih Kemandirian pada Anak”.. Bismillah mulai membaca materi, menelaah, dan diskusi untuk desain yang tepat.

#hari1
#gamelevel2
#tantangan10 hari
#melatihkemandiriananak
#kuliahbunsayiip

Sabtu, 11 November 2017

Komunikasi Produktif H10

Assalamu’alaikum wr wb

Alhamdulillah..bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan kepada kami. Semoga saya dan suami selalu berada dalam ketaatan pada Allah.. Semoga dikuatkan dalam menjalani kehidupan. Semoga diberikan keturunan sholeh dan sholeha..dijadikan keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah..Aamiin

Tantangan 10 hari komunikasi produktif masih berlanjut.. suami pernah bilang teori itu berdampingan dengan praktik.. 

Yaa prinsip komunikasi adalah menyampaikan pikiran, pendapat agar dia tau.. tidak memaksakan kehendak kita karena lawan bicara kita punya prinsip dan persepsi yang telah dibentuk mulai ia kecil sampe saat ini.. pahami individu itu unik.

Mulai berkomunikasi dengan bahasan yang ringan sertai humor apabila kita ingin membahas hal yang serius.. Hal penting lainnya, cari waktu yang tepat.

Belajar menatap mata lawan bicara dan berbicara dengan  verbal, intonasi , dan bahasa tubuh yang ideal.. 

Yaa semua adalah teori, prosesnya masih adaptasi.. semangat menjalankan komunikasi produktif, semangat bertanggung jawab terhadap setiap perkataan.. Semoga terhindar dari perkataan yang sia-sia.. Aamiin


#Hari 10
#GameLevel 1
#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif

#KuliahBunsayIIP

Kamis, 09 November 2017

Komunikasi Produktif (H9)

Bismillah tantangan komunukasi produktif menginjak hari Ke9. Rasanya masih kurang karena belajar komunikasi produktif itu sepanjang kehidupan. Komunikasi produktif juga saya terapkan pada pasien saya. Disaat saya menjelaskan kondisi perkembangan luka setelah perawatan. Pemilihan kata menjadi  poin penting.

D: “Ibu, saat ini luka ibu sedang pada fase peradangan, atau ibu sedang berperang melawan bakteri. Kita kerja sama ya Bu.. saya merawat luka ibu dan ibu saya sarankan untuk makan makanan yang tinggi protein seperti ikan gabus, putih telur, dll.

D: “Bapak.. sudah lihat kondisi jari telunjuk kaki kiri bapak sudah menghitam. Hal ini menandakan sudah tidak ada lagi aliran darah ke jari bapak tersebut. Tubuh sudah menandakan bahwa jari itu adalah benda asing. Ibarat ranting kering, mudah untuk patah dan terlepas. Melihat kondisi jari bapak yang seperti itu, tindakan kami adalah membuang jaringan mati tersebut agar infeksi tidak meluas dan memfasilitasi penumbuhan jaringan baru..Ini ada foto foto luka pasien saya yang sembuh dengan kondisi luka sama dengan kondisi luka bapak.

Merawat luka itu seni. Kondisi luka bisa berubah ubah kapanpun. Saya belajar menerapkan bahwa ini adalah tantangan dan menarik untuk dilakukan. Kesembuhan mutlak atas izin Allah, saya hanya membuang halangannya saja



#Hari 9 
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif

#kuliahbunsayiip

Komunikasi Produktif H8

Komunikasi Produktif (H8)


Poin penting dalam berkomunikasi dengan suami adalah katakan yang dirasakan pada moment yang tepat. Laki -laki tidak memahami kode. Namun, saya masih bingung...apakah dikatakan jujur semuanya atau yang baik-baiknya saja. Khawatir menyinggung perasaan pasangan.


#hari8 
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif

#kuliahbunsayiip

Rabu, 08 November 2017

Komuniaksi Produktif H7



Komunikasi Produktif H7



Choose the right time.. waktu yang pas untuk ngobrol intim adalah disaat sama-sama fokus. Tidak ada tugas dan pekerjaan lain yang dikerjakan. Pada malam hari, sediakan moment pillow talk. Perbincangan singkat sebelum tidur. Topik bahasan ringan dan hindari topik berat yang memicu perdebatan. Jikalau ada masalah yaa harus diselesaikan, usahakan tidak ada masalah yang dibawa tidur. Saling meminta maaf dan mengucapkan terima kasih merupakan hal yang kerap kali muncul dalam pillow talk kami.
Terkadang pada moment pillow talk, saya ingin banyak bicara tanpa memahami kondisi suami yang ngantuk. Hal ini perlu menjadi perhatian. Berupaya menahan dan mencari waktu yang pas kembali untuk berkomunikasi.



#Hari7
#Gamelevel1
#Tantangan10hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunsayIIP

Selasa, 07 November 2017

Komunikasi Produktif H6



Komunikasi Produktif ( H6)

Kaidah 7% ( Aspek Verbal), 38% (Intonasi), 55% (Bahasa Tubuh)




Pagi tadi membawa kisah romantis dalam kehidupan rumah tangga kami. Momentum saat kami bersiap berangkat kerja.

D: “Nanti kalo aku sendirian pegang unit harus berangkat lebih pagi, naik kereta terus”. ( dengan intonasi menurun)

H: “Senyum dong!”( nada serius)

D: ( aku yang tak sadar menampilkan wajah murung) “ emang kenapa aku gapapa ko”.

H: “Ya kamu tadi ngomong intonasinya turun dan mukanya murung gitu”.

D: “ Ohiya? ( salah paham nih ucap aku dalam hati). Saat itu pula aku menghampiri suami dan berkata, “ Sini aku mau peluk”. ( langsung peluk suami selama kurang lebih 30 detik) dan berkata “ Maafin aku ya Yang”.

H: “Iya.., sini aku cium”. Sambil cium pipi”

Kejadian tersebut bermakna bagi saya untuk belajar menerapkan kaidah 7, 38, 55 pada saat berkomunikasi dengan suami. Kaidah komunikasi produktif ini sangat memberikan dampak pada hasil komunikasi.

#Hari6
#Gamelevel1
#Tantangan10hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunsayIIP

Senin, 06 November 2017

Komunikasi Produktif H5



Komunikasi Produktif ( H5)



Berbicara kepada suami memang harus di waktu yang tepat. Disaat istri cerewet saat suami sedang main laptop, disaat itu pula respon terhadap perkataan istri menurun.

D: “ Yang tau ga temen aku ikut seminar Amani?”
H: “ Apa itu?”
D: “ Seminar tentang persiapan melahirkan, proses melahirkan yang merupakan ibadah, dll?”
H: “ Iya, nyantai aja”


Bahasan berikutnya

D: “ Yang aku bikin kolang-kaling, masih ada di kulkas”
H: ( diam saja)
D: “heeeem ( respon manja) yaudah nanti-nanti aja deh
H: “Yaudah ambilin”

Kalo perempuan identik haus akan respon, namun tidak semua bahasan perbincangan yang mendapat respon lebih.

Tapi emang harus menyadari kalo bahasa perempuan harus lebih dimengerti, perkataan lebih baik yang menawarkan dan jelas. Kasih pilihan ke suami, kasih perkaataan meminta tolong, tanya langsung bagaimana pendapatnya. Jangan menunggu direspon lebih karena memang laki-laki kurang mengerti bahasan perempuan yang muter-muter



#Hari5
#Gamelevel1
#Tantangan10hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunsayIIP