Kamis, 02 November 2017

Komunikasi Produktif H1


Komunikasi Produktif ( Tantangan H1)


Alhamdulillah sudah masuk tahapan kelas Bunsay. Kelas baru dengan kondisi kehidupan baru. Alhamdulillah saat ini saya telah menikah. Sebagai pasangan baru, saya sedang berada pada tahap adaptasi. Materi pertama dalam kelas Bunsay ini sangat cocok bagi saya dengan pasangan. Dalam tahapan ini, saya belajar komunikasi produktif dengan pasangan.
Ya langkah pertama, saya tanamkan bahwa saya dan pasangan telah membawa Frame of Reference (FoR)* dan *Frame of Experience (FoE) kami masing-masing. Langkah kedua, saya niatkan bahwa tujuan komunikasi adalah MEMBAGIKAN yang saya tahu kepadanya, sudut pandang saya agar dia mengerti, dan demikian pula SEBALIKnya. Langkah ketiga, yang menjadi harapan adalah terbentuk FoE/FoR ku dan FoE/FoR mu ==> FoE/FoR KITA_*
Dalam proses komunikasi, komponen emosi dan nalar juga saling mempengaruhi. Disaat, emosi meningkat dan nalar menurun... kami berupaya untuk diam sejenak namun, terkedang komponen ego bermain. Saat itu, saya beristigfar dan kembali intropeksi diri.. Alhamdulillah emosi menurun, dan nalar meningkat.. Saat itulah saya kembali membuka komunikasi.
Hari pertama ini, waktu intim komunikasi kami sangat minim. Suami sibuk dengan tugas kantornya dan saya sepulang dari ranah publik berkutat dengan pekerjaan domestik. Rasanya seperti kejar-kejaran dengan waktu. Bangun pagi dan tidur kembali sambil menyelesaikan tantangan 1 ini.
Tantangan saya dalam berkomunikasi dengan suami adalah FOKUS. Entah mengapa, terkadang kata yang terpikirkan di kepala dan terucap mulut berbeda, misalnya waktu pagi ketika saya berangkat kerja dengan kondisi saya diantar suami ke tempat pemberhentian bis
D: “ Tuh Yang.. bis Merak !”, teriak saya
H: “Serang Yang,  Seraang” ucap suami
Sebenarnya bis tersebut ke arah Serang, saya ingin ke Serang.. tapi nyebutnya Merak
Memang suami saya yang acapkali berperan Clear dan Clarify.. disaat perkataan saya tidak nyambung, suami saya selalu minta saya mengulang kata-kata yang saya ucapkan untuk disusun kembali menjadi kalimat yang sesuai kaidah EYD hehehhe.
Lanjut, kaidah berikutnya Choose the Right Time.. sebagai perempuan memang sulit menahan berbicara. Pengenya ngomong terus, padahal kita perlu memahami kondisi suami yang lelah bekerja, tingginya stressor external, dan beban lainnya yang disembunyikan..Kondisi ini saya belajar untuk menahan, saya masih mengobservasi dan menginterogasi kira-kira waktu yang pas untuk cerita ( cerita apa pun seperti peristiwa yang saya alami dalam sehari ini). Kata suami sih waktu yang pas untuk cerita adalah saat beliau tidak ada tugas kantor atau lagi nyantai. Oke lah Pak

Kaidah berikutnya Kaidah 7 (verbal)-38 (intonasi)-55 (bahasa tubuh). Suami pernah komen kalo saya kalo ngomong jangan kaya bisik-bisik dan lebih nyantai .. Padahal saya biasanya suaranya besar, tapi kenapa kalo depan suami suara jadi kecil, tadinya mau bersikap lembut eh malah kelembutan, dan bahasa tubuh harus masang senyuman, jangan terlalu serius. Duh udah bawaan lahir gimana atuh..
Lanjut kaidah penting lainnya Intensity of Eye Contact_.. berani natap mata suami, maklum dulu seringnya menahan pandangan .. suka malu kalo suami natap serius dan ujung-ujungnya saya ketawa dan malu-malu kucing.
Kaidah terakhir  I'm responsible for my communication results. Posisi ini saya belajar sensitif memahami respon suami dengan tujuan mencari strategi yang tepat dalam berkomunikasi.

# Hari 1
#GameLevel1
#Tantangan10hari
#KomunikasiProduktif
#Kuliahbunsayiip




Tidak ada komentar:

Posting Komentar