Jumat, 19 Mei 2017

Belajar Ilmu Ikhlas



Bismillahirahmanirrahim
Alhamdulillah telah memasuki materi perdana dalam kelas Institut Ibu Professional Batch 4. Puji syukur hanya pada Allah atas nikmat yang diberikan diantaranya nikmat sehat, nikmat iman, nikmat  islam, nikmat bersama orang-orang sholeh, nikmat belajar menuntut ilmu, dan nikmat lainnya yang tidak dapat terhitung.

Mulai dan lakukan ! adalah bahan bakar utama untuk jari jemari ini menulis. Tulisan yang terbayang dibenak kemudian mencoba memvisualisasikan.  Tema tulisan kali ini adalah menuntut ilmu.

Ilmu yang akan dibahas kali ini adalah ilmu ikhlas.


Ilmu Ikhlas adalah ilmu yang saya akan tekuni. Mengapa? Apa alasan terkuat saya ingin mempelajari ilmu ikhlas? Jawabannya adalah saat ini saya sedang menjalankan skenario yang Allah takdirkan kepada saya. Dalam menjalankan skenario tersebut, pasti ditemukan hal yang sesuai dengan keinginan ataupun yang tidak. Oleh karena itu, saya berusaha untuk selalu ikhlas menerima ketentuan yang Allah berikan, tentunya setelah saya ikhtiar terlebih dahulu.

Belajar menerapkan ilmu ikhlas diperlukan strategi untuk tetap istiqomah. Strategi  dan perubahan sikap yang saya lakukan adalah
Pertama, niat ikhlas menerima. Berniat ibadah di awal proses melakulan sampai akhir. 

Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)

Sumber: https://muslim.or.id/21418-penjelasan-hadits-innamal-amalu-binniyat-1.html



Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits).

Sumber: https://muslim.or.id/21418-penjelasan-hadits-innamal-amalu-binniyat-1.html


Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)

Sumber: https://muslim.or.id/21418-penjelasan-hadits-innamal-amalu-binniyat-1.html
Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)

Sumber: https://muslim.or.id/21418-penjelasan-hadits-innamal-amalu-binniyat-1.html

Kedua, selalu berpikir positif atas ketentuan Allah. Berusaha menyakini bahwa setiap ketetapan Allah adalah terbaik.


Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).

Sumber: https://muslim.or.id/27649-ketetapan-allah-adalah-yang-terbaik.html

Perubahan sikap yang saya lakukan atas strategi kedua ini adalah mengingat hikmah bagi diri saya yang baru terasa diakhir untuk  hal-hal yang  awalnya terjadi tidak sesuai keinginan.
 


Ketiga, lakukan yang terbaik. Setiap kesempatan tidak akan terulang kondisinya, maka tugas saya adalah berusaha maksimal atas kemampuan yang dimiliki.  Tanamkan diri  bahwa manusia telah diciptakan Allah dalam sebaik-baik bentuk. 

Fokus kita adalah berusaha mengasah kemampuan tersebut agar tindakan yang akan kita lakukan adalah sikap dan perilaku yang terbaik

Keempat, menjadi pribadi yang proaktif. 

Proaktif untuk berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak, proaktif bertanggung jawab atas perilaku yang telah dilakukan, proaktif untuk berinisiatif melakukan jika ada kesempatan. 

Saya memang tipe orang pemikir dan terkadang perfectionist. Perubahan sikap yang dilakukan adalah lebih berhati-hati untuk berkata, bertindak, berperilaku. Semua didasarkan atas ilmu. 

Semangat menuntut ilmu... Semangaat  Belajar wahai Wanita.. Calon Ibu.. Pendidik Generasi Bangsa.. 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar