Nice Homework III: Membangun Peradaban dari dalam Rumah
a. Poin pertama Suara Hati UNTUKMU CALON
IMAMKU
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.. semoga Allah senantiasa memberkahi aktivitasmu,
melimpahkan kasih sayang kepadamu atas setiap nikmatNya, baik itu nikmat sehat,
nikmat iman, dan nikmat islam. Aamiin.. Semoga Allah mempersatukan kita dalam
ikatan pernikahan yang merupakan project ibadah seumur hidup untuk menambah
ketataan kita pada Allah. Semoga proses sebelum, saat, dan sesudah pernikahan selalu
diberkahi oleh Allah SWT.
Dear calon
imamku, semoga Allah senantiasa melembutkan hati kita, menumbuhkan rasa kasih
dan sayang diantara kita sampai surgaNya. Semoga Allah membimbingku untuk
menjadi istri sholeha, ibu terbaik untuk anak-anakmu, serta wanita yang
bermanfaat untuk masyarakat. Semoga kita selalu dikuatkan dan diridhoi untuk
membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah. Semoga kelak Allah,
anugerahkan kita keturunan yang shaleh dan sholeha yang selalu mencintai Allah
dan RasulNya. Mari kita belajar bersama, aku yakin kita bisa.
Bimillahirrahmanirrahim..bimbinglah aku untuk selalu taat beribadah kepada
Allah, ajarilah aku untuk menghidupkan Sunnah Nabi Muhammad SAW.
b. Poin
kedua ini meminta saya untuk melihat diri dan menuliskan potensi diri saya
Bimillahirrahmanirrahim
semoga Allah menghindari saya dari sikap ujub dan takkabur..
Jika melihat
dari sejarah kehidupan saya, saya menyadari bahwa hidup saya selalu bermain
dengan kompetensi. Sejak duduk di bangku SD, saya sudah memasuki dunia
perlombaan, baik itu lomba menulis, lomba busana muslim, lomba cerdas cermat,
dan lain sebagainya. Memasuki dunia SMP, saya juga masuk ke dunia kompetensi,
dari lomba pengetahuan umum, lomba paskibra, lomba sains, speech contest. Alhamdulillah
lanjut dunia SMA juga, saya ikut seleksi paskibraka provinsi, ikut olimpiade
kebumian, masuk seleksi protokoler presiden. Setelah itu, di bangku kuliah,
saya lanjut ikut pekan kreativitas mahasiswa khususnya gagasan tertulis,
seleksi mahasiswa berprestasi tingkat fakultas, peserta terbaik workshop gawat
darurat, dan terakhir saat memulai kerja Alhamdulillah saya menjadi peserta
terbaik dalam diklat. Memang, saya termasuk tipe ambisius jika berkompetensi,
ambisi untuk melakukan yang terbaik dari yang lain dan jadi yang terbaik. Soal lolos atau jadi juara tergantung usaha yang
telah saya lakukan. Dari rekam jejak prestasi yang diraih, potensi saya adalah
pada bidang menulis, ide gagasan, sains hafalan : biologi & geografi,
public speaking, interaksi sosial, dunia kesehatan: perawatan, anatomi
fisiologi, patofisiologi,
c. Mengapa
saya dilahirkan ditengah-tengah keluarga saat ini dengan bekal potensi yang
saya miliki. Misi rahasia hidup apa yang Dia titipkan ke diri kita. Tulis apa
yang Anda rasakan selama ini
Alhamdulillah
saya dilahirkan dalam keadaan islam, ditengah orang tua yang semakin taat pada
Allah. Ketaatan memang proses seiring bertambahnya usia. Saya memang tidak
diajarkan ilmu agama secara langsung oleh orang tua. Saya mengaji, belajar
salat, menghafal Al-quran dan hadist, belajar bahasa Arab saya dapatkan dari
bangku sekolah islam terpadu tingkat TK, SD, SMP. Orang tua saya sangat
mendukung jika saya ikut suatu kompetensi. Dan motivasi saya menjadi pemenang
adalah orang tua. Saya ingin jadi anak kebanggaan mereka. Ingin mereka selalu bersyukur. Dengan ilmu
keperawatan yang saya pelajari, saya berharap menjadi manfaat untuk
meningkatkan derajat kesehatan keluarga dan masayarakat. Tentunya misi dakwah
menjadi pondasi awal. Dakwah dalam bidang pendidikan dan kesehatan.
d. Lihat
lingkungan tempat tinggal, tantangan apa yang ada di depan? Adakah menangkap
maksud Allah, mengapa dihadirkan di lingkungan ini?
Lingkungan tempat
tinggal saya, kalangan ibu-ibu dan anak remaja sudah mulai main gadget.Tantangan
televisi, gadget, lingkungan pertemanan adalah tantangan saat ini. Lingkungan
tersebut menuntut saya untuk tetap menjadi contoh dan agen aksi di lingkungan
khususnya bergelut di bidang pendidikan dan kesehatan. Menjadi praktisi
keperawatan merupakan takdir yang Allah berikan kepada saya. Namun dibalik itu,
amanah besar menanti saat saya memainkan peran sebagai istri, dan ibu. Saya
ingin bersungguh-sungguh di dalam rumah dan keluar dengan kesungguhan itu. Utama
keluarga baru keluar bermanfaat untuk ummat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar